PENDAHULUAN
Asuhan
Keperawatan jiwa merupakan asuhan Keperawatan yang dilakukan secara holistic
pada saat melakukan asuhan Keperawatan pada klien. Berbagai terapi Keperawatan
yang dikembangkan difokuskan pada klien secara individu, kelompok, keluarga
maupun masyarakat.
Terapi
aktivitas kelompok merupakan salah satu terapi modalitas yang dilakukan perawat
pada kelompok klien yang mempunyai masalah Keperawatan yang sama. Aktivitas
digunakan sebagai terapi dan kelompok digunakan sebagai target saling bergantung,
saling membutuhkan, dan menjadi laboratorium tempat klien berlatih perilaku
baru yang adaptif untuk memperbaiki perilaku lama yang mal adaptif.
Terapi
aktivitas kelompok (TAK) merupakan tindakan Keperawatan, oleh karena itu, perlu
dimasukkan dalam rencana tindakan Keperawatan pada masalah Keperawatan
tertentu. Berdasarkan pengalaman selama melakukan praktek di BPRS Dadi Makassar
masalah Keperawatan yang banyak ditemukan adalah halusinasi. Maka TAK yang akan
kami laksanakan akan berfokus pada klien dengan halusinasi, dimana setiap klien
yang mengikuti TAK telah melalui TUK tertentu sebelum sampai pada TUK tentang
TAK pada diagnosa Keperawatan halusinasi.
TERAPI
AKTIVITAS KELOMPOK
A. Persiapan
1.
Topik
Menyebutkan
dan mendiskusikan cara mengontrol halusinasi
2.
Tujuan
utama
Klien dapat
mengontrol halusinasi
3.
Tujuan
khusus
a. Klien mampu menyebutkan
namanya di hadapan klien lain
b. Klien mampu
menyebutkan/mengenal halusinasi
c. Klien mampu mengenal
waktu terjadinya halusinasi
d. Klien mampu menyebutkan
tindakan yang dilakukan jika terjadi halusinasi
e. Klien mengetahui cara
baru untuk memutuskan/mengontrol halusinasi
4.
Landasan
teori
a. Pengertian konsep
halusinasi
Halusinasi
adalah suatu persepsi tanda adanya objek eksternal. Halusinasi merupakan
produksi mental yang timbul dari dalam, dengan demikian tidak ada hubungannya
dengan stimulasi eksternal. Isi halusinasi biasanya mempunyai arti dinamik dan
kecemasan seringkali memainkan peranan penting dalam genesa. Apa yang
dihalusinasikan adalah proyeksi daripada kebutuhan-kebutuhan
psikologi/sensor/persaan bersalah/keinginan untuk mendapatkan realitas yang
lebih memuaskan. Isi halusinasi sangat subjektif sifatnya.
Halusinasi
dapat timbul pada penyakit toksik/organic. Halusinasi dapat berkurang bila
pasien sibuk dengan realitas, timbul lebih banyak bila melamun. Halusinasi pada
orang normal, misalnya halusinasi hyponagogi yang timbul pada waktu antara
tidur dan sadar. Halusinasi dapat dalam bentuk halusinasi pendengaran,
halusinasi penglihatan, halusinasi olfaktorius, halusinasi gustatorik,
halusinasi taktil dan halusinasi khinestesia
b. Pengertian konsep
kelompok
Kelompok
adalah kumpulan individu yang memiliki hubungan satu dengan yang lain, saling
bergantung dan mempunyai norma yang sama (Stuart & Laraia dalam Keliat B.A,
2004). Anggota kelompok mungkin datang dari berbagai latar belakang yang harus
ditangani sesuai dengan keadaannya, seperti agresif, takut, kebencian,
kompetitif, kesamaan, ketidaksamaan, kesukaan dan menarik. Semua kondisi ini
akan mempengaruhi dinamika kelompok ketika anggota kelompok memberi dan
menerima umpan balik yang berarti dalam berbagai interaksi dalam kelompok.
Tujuan
kelompok adalah membantu anggotanya berhubungan dengan orang lain serta
mengubah perilaku yang destruktir dan mal adaptif. Kelompok berfungsi sebagai
tempat pengalaman dan saling membantu satu sama lain untuk menemukan cara
menyelesaikan masalah. Anggota kelompok merasa dimiliki, diakui dan dihargai
eksistensinya oleh anggota kelompok yang lain
5.
Struktur
anggota kelompok
a. Leader
·
Mengkoordinir
jumlah peserta yang telah ditentukan
·
Mampu
mengatasi masalah yang timbul dalam kelompok
·
Memimpin
orientasi/perkenalan dan menjelaskan tujuan kegiatan
·
Menjelaskan
prosedur kegiatan
·
Mendemonstrasikan
cara memperkenalkan diri pada orang lain
·
Mendemonstrasikan
cara menyebut waktu terjadinya halusinasi
·
Mendemonstrasikan
cara mengontrol halusinasi
b. Fasilitator
·
Mampu
memotivasi anggota kelompok untuk mengeluarkan pendapat
·
Mampu
memotivasi anggota kelompok untuk terlibat dalam kegiatan
·
Mampu
menjadi role model bagi peserta anggota kelompok
c. Observer
·
Mengobservasi
jalannya TAK stimulasi persepsi
·
Mencatat
pengalaman persepsi peserta
·
Mencatat
serta mengamati respon klien selama TAK belangsung
·
Mencatat
peserta yang aktif dan pasif dalam kelompok serta klien yang drop out dari kelompok
d. Operator
·
Mengatur
musik yang dijalankan saat TAK
6.
Persiapan
lingkungan
a. Menyiapkan satu ruangan
b. Peralatan yang dibutuhkan
·
Tape
recorder
·
Kaset
·
Bola
tenis
B. Rencana kegiatan
1.
Waktu
Rabu/11
Januari 2006 jam 09.30 WITA sampai selesai
2.
Ruang
Intermediate
wanita kenanga
3.
Klien
·
Sri
Haryati Maryam
·
Ita
Novitasari
·
Bidasari
·
Hasnah
II
·
Martha
·
A.
Campak
Skema TAK
4.
Pembukaan
(fase orientasi)
·
Perkenalan
salam terapeutik
·
Menjelaskan
tujuan, aturan permainan, aktivitas dan peran
·
Membuat
kontrak waktu TAK
5.
Proses
TAK (fase kerja)
a. Hidupkan kaset pada tape
recorder dan edarkan bola tennis berlawanan dengan arah jarum jam
b. Pada saat tape dimatikan,
anggota kelompok yang memegang bola tennis mendapat giliran untuk menyebutkan :
salam, nama, menyebutkan jenis halusinasi yang dialami, menyebutkan tindakan
yang dilakukan jika terjadi halusinasi. Ini dimulai dari terapis sebagai contoh
c. Ulangi cara 1 sampai 2
sampai semua anggota kelompok mendapat giliran
d. Beri pujian untuk tiap
keberhasilan anggota kelompok dengan bertepuk tangan
6.
Evaluasi
(fase terminasi)
a. Sharing perception
·
Leader
mengeksplorasikan perasaan klien anggota kelompok setelah melakukan kegiatan
mengenal halusinasi.
Misalnya
: bagaimana perasaan ibu setelah mengikuti kegiatan ini ?
·
Terapis
memberikan pujian atas keberhasilan kelompok.
·
Terapis
menyarankan anggota kelompok untuk tidak menggunakan cara yang dilakukan klien
untuk mengatasi halusinasinya tapi menggunakan cara yang benar mengontrol
halusinasi yang telah diajarkan
b. Penutup
Observer
membaca hasil observasi
7.
Program
antisipasi masalah
a. Memotivasi klien yang
tidak aktif selama TAK berlangsung. Memberi klien kesempatan menjawab sapaan
perawat.
b. Bila klien meninggalkan
permainan tanpa pamit
·
Panggil
nama klien, tanya alasan klien meninggalkan permainan
·
Beri
penjelasan tentang tujuan permainan dan menjelaskan bahwa klien dapat
meninggalkan kegiatan TAK setelah selesai atau mempunyai alasan yang tepat
c. Bila ada klien yang lain
ikut
·
Beri
penjelasan dengan bijaksana, permainan ini ditujukan pada klien yang telah
terpilih.
·
Bila
klien memaksa, ber kesempatan untuk ikut dengan tidak memberi pertanyaan bila
hendak meninggalkan kegiatan
0 Response to "TAK Halusinasi"
Posting Komentar