Askep Ca Mammae Aplikasi Nanda NIC NOC merupakan konsep asuhan keperawatan secara teoritis yang diberikan kepada pasien dengan masalah ca mammae atau kanker payudara. Pada konsep askep ca mammae pada artikel ini menggunakan konsep Nanda NIC NOC mulai dari pengkajian, diagnose keparawatan, intervensi keperawatan menggunakan ilmu keperawatan Nanda NIC NOC.
DEFINISI CA MAMMAE
Ca mammae merupakan tumor ganas yang tumbuh di dalam jaringan payudara. Kanker bisa tumbuh di dalam kelenjar susu, saluran susu, jaringan lemak, maupun jaringan ikat pada payudara (Wijaya, 2005).
Kanker payudara merupakan salah satu kanker yang terbanyak ditemukan di Indonesia.Biasanya kanker ini ditemukan pada umur 40-49 tahun dan letak terbanyak di kuadran lateral atas (Arif Mansjoer, Kapita selecta kedokteran Edisi 2 ).
PENYEBAB KANKER PAYUDARA
Sebab-sebab keganasan pada mammae masih belum diketahui secara pasti (Price & Wilson, 1995), namun ada beberapa teori yang menjelaskan tentang penyebab terjadinya Ca mammae, yaitu:
Mekanisme hormonal
Steroid endogen (estradiol & progesterone) apabila mengalami perubahan dalam lingkungan seluler dapat mempengaruhi faktor pertumbuhan bagi ca mammae (Smeltzer & Bare, 2002: 1589).
Virus
Invasi virus yang diduga ada pada air susu ibu menyebabkan adanya massa abnormal pada sel yang sedang mengalami proliferasi.
Genetik
Ca mammae yang bersifat herediter dapat terjadi karena adanya “linkage genetic” autosomal dominan (Reeder, Martin, 1997).
Penelitian tentang biomolekuler kanker menyatakan delesi kromosom 17 mempunyai peranan penting untuk terjadinya transformasi malignan (Reeder, Martin, 1997).
Mutasi gen BRCA 1 dan BRCA 2 biasanya ditemukan pada klien dengan riwayat keluarga kanker mammae dan ovarium (Robbin & kumar, 1995) serta mutasi gen supresor tumor p 53 (Murray, 2002).
Defisiensi imun
Defesiensi imun terutama limfosit T menyebabkan penurunan produksi interferon yang berfungsi untuk menghambat terjadinya proliferasi sel dan jaringan kanker dan meningkatkan aktivitas antitumor .
Etiologi kanker payudara tidak diketahui dengan pasti. Namun beberapa faktor resiko pada pasien diduga berhubungan dengan kejadian kanker payudara, yaitu :
- Tinggi melebihi 170 cm
- Masa reproduksi yang relatif panjang.
- Faktor Genetik
- Ca Payudara yang terdahulu
- Keluarga, Diperkirakan 5 % semua kanker adalah predisposisi keturunan ini, dikuatkan bila 3 anggota keluarga terkena carsinoma mammae.
- Kelainan payudara ( benigna ), Kelainan fibrokistik ( benigna ) terutama pada periode fertil, telah ditunjukkan bahwa wanita yang menderita / pernah menderita yang porliferatif sedikit meningkat.
- Makanan, berat badan dan faktor resiko lain
- Faktor endokrin dan reproduksi, Graviditas matur kurang dari 20 tahun dan graviditas lebih dari 30 tahun, Menarche kurang dari 12 tahun
- Obat anti konseptiva oral, Penggunaan pil anti konsepsi jangka panjang lebih dari 12 tahun mempunyai resiko lebih besar untuk terkena kanker.
PATOFISIOLOGI CA MAMMAE
Sel-sel kanker dibentuk dari sel-sel normal dalam suatu proses rumit yang disebut transformasi, yang terdiri dari tahap inisiasi dan promosi:
Fase Inisiasi
Pada tahap inisiasi terjadi suatu perubahan dalam bahan genetik sel yang memancing sel menjadi ganas. Perubahan dalam bahan genetik sel ini disebabkan oleh suatu agen yang disebut karsinogen, yang bisa berupa bahan kimia, virus, radiasi (penyinaran) atau sinar matahari. tetapi tidak semua sel memiliki kepekaan yang sama terhadap suatu karsinogen. kelainan genetik dalam sel atau bahan lainnya yang disebut promotor, menyebabkan sel lebih rentan terhadap suatu karsinogen. bahkan gangguan fisik menahunpun bisa membuat sel menjadi lebih peka untuk mengalami suatu keganasan.
Fase Promosi
Pada tahap promosi, suatu sel yang telah mengalami inisiasi akan berubah menjadi ganas. Sel yang belum melewati tahap inisiasi tidak akan terpengaruh oleh promosi. karena itu diperlukan beberapa faktor untuk terjadinya keganasan (gabungan dari sel yang peka dan suatu karsinogen).
Kanker mammae merupakan penyebab utama kematian pada wanita karena kanker (Maternity Nursing, 1997). Penyebab pasti belum diketahui, namun ada beberapa teori yang menjelaskan bagaimana terjadinya keganasan pada mammae, yaitu:
Mekanisme hormonal, dimana perubahan keseimbangan hormone estrogen dan progesterone yang dihasilkan oleh ovarium mempengaruhi factor pertumbuhan sel mammae (Smeltzer & Bare, 2002). Dimana salah satu fungsi estrogen adalah merangasang pertumbuhan sel mammae. Suatu penelitian menyatakan bahwa wanita yang diangkat ovariumnya pada usia muda lebih jarang ditemukan menderita karcinoma mammae, tetapi hal itu tidak membuktikan bahwa hormone estrogenlah yang, menyebabkan kanker mammae pada manusia. Namun menarche dini dan menopause lambat ternyata disertai peninmgkatan resiko Kanker mammae dan resiko kanker mammae lebih tinggi pada wanita yang melahirkan anak pertama pada usia lebih dari 30 tahun.
Virus, Invasi virus yang diduga ada pada air susu ibu menyebabkan adanya massa abnormal pada sel yang sedang mengalami proliferasi.\
Genetik
Kanker mammae yang bersifat herediter dapat terjadi karena adanya “linkage genetic” autosomal dominan.
Penelitian tentang biomolekuler kanker menyatakan delesi kromosom 17 mempunyai peranan penting untuk terjadinya transformasi malignan.
Mutasi gen BRCA 1 dan BRCA 2 biasanya ditemukan pada klien dengan riwayat keluarga kanker mammae dan ovarium (Robbin & kumar, 1995) serta mutasi gen supresor tumor p 53 (Murray, 2002).
Defisiensi imun
Defesiensi imun terutama limfosit T menyebabkan penurunan produksi interferon yang berfungsi untuk menghambat terjadinya proliferasi sel dan jaringan kanker dan meningkatkan aktivitas antitumor. Gangguan proliferasi tersebut akan menyebabkan timbulnya sel kanker pada jaringa epithelial dan paling sering pada system duktal. Mula-mula terjadi hyperplasia sel dengan perkembangan sel atipikal. Sel ini akan berlanjut menjadi karsinoma in situ dan menginvasi stroma. Kanker butuh waktu 7 tahun untuk dapat tumbuh dari sebuah sel tunggal menjadi massa yang cukup besar untuk bias diraba. Invasi sel kanker yang mengenai jaringan yang peka terhadap sensasi nyeri akan menimbulkan rasa nyeri, seperti periosteum dan pelksus saraf. Benjolan yang tumbuh dapat pecah dan terjadi ulserasi pada kanker lanjut.
Pertumbuhan sel terjadi irregular dan bisa menyebar melalui saluran limfe dan melalui aliran darah. Dari saluran limfe akan sampai di kelenjer limfe menyebabkan terjadinya pembesaran kelenjer limfe regional. Disamping itu juga bisa menyebabkan edema limfatik dan kulit bercawak (peau d’ orange). Penyebaran yang terjadi secara hematogen akan menyebabkan timbulnya metastasis pada jaringan paru, pleura, otak tulang (terutama tulang tengkorak, vertebredan panggul)
Pada tahap terminal lanjut penderita umumnya menderita kehilangan progersif lemak tubuh dan badannya menjadi kurus disertai kelemahan yang sangat, anoreksia dan anemia. Simdrom yang melemahkan ini dinyatakan sebagai kakeksi kanker.
TANDA DAN GEJALA CA MAMMAE
Gejala umum Ca mamae adalah :
- Teraba adanya massa atau benjolan pada payudara
- Payudara tidak simetris / mengalami perubahan bentuk dan ukuran karena mulai timbul pembengkakan
- Ada perubahan kulit : penebalan, cekungan, kulit pucat disekitar puting susu, mengkerut seperti kulit jeruk purut dan adanya ulkus pada payudara
- Ada perubahan suhu pada kulit : hangat, kemerahan , panas
- Ada cairan yang keluar dari puting susu
- Ada perubahan pada puting susu : gatal, ada rasa seperti terbakar, erosi dan terjadi retraksi
- Ada rasa sakit
- Penyebaran ke tulang sehingga tulang menjadi rapuh dan kadar kalsium darah meningkat
- Ada pembengkakan didaerah lengan
- Adanya rasa nyeri atau sakit pada payudara.
- Semakin lama benjolan yang tumbuh semakin besar.
- Mulai timbul luka pada payudara dan lama tidak sembuh meskipun sudah diobati, serta puting susu seperti koreng atau eksim dan tertarik ke dalam.
- Kulit payudara menjadi berkerut seperti kulit jeruk (Peau d' Orange).
- Benjolan menyerupai bunga kobis dan mudah berdarah.
- Metastase (menyebar) ke kelenjar getah bening sekitar dan alat tubuh lain
TAHAP-TAHAP CA MAMMAE
Pentahapan mencangkup mengklasifikasikan kanker payudara berdasarkan pada keluasan penyakit. Pentahapan segala bentuk kanker sangat penting karena hal ini dapat membantu tim perawatan kesehatan merekomendasikan pengobatan terbaik yang ada, memberikan prognosis, dan beberapa pemeriksaan darah dan prosedur diagnostik dilakukan dalam petahapan penyakit.
Pemeriksaaan dan prosedur ini mencankup rontgen dada, pemindaian tulang, dan fungsi hepar, pentahapan klinik yang paling banyak digunakan untuk kanker payudara adalah sistem klasifikasi TNM yang mengevaluasi ukuran tumor, jumlah nodus limfe yang terkena, dan bukti adanya metastasis yang jauh.
Tumor primer (T) :
1. Tx : Tumor primer tidak dapat ditentukan
2. T0 : Tidak terbukti adanya tumor primer
3. Tis : Kanker in situ, paget dis pada papila tanpa teraba tumor
4. T1 :Tumor <>
a. T1a : Tumor <>
b. T1b :Tumor 0,5 – 1 cm
c. T1c :Tumor 1 – 2 cm
5. T2 :Tumor 2 – 5 cm
6. T3 : Tumor diatas 5 cm
7. T4 : Tumor tanpa memandang ukuran, penyebaran langsung ke dinding thorax atau kulit :
a. T4a : Melekat pada dinding dada
b. T4b : Edema kulit, ulkus, peau d’orange
c. T4c : T4a dan T4b
d. T4d : Mastitis karsinomatosis
Nodus limfe regional (N) :
1. Nx : Pembesaran kelenjar regional tidak dapat ditentukan
2. N0 : Tidak teraba kelenjar axila
3. N1 : Teraba pembesaran kelenjar axila homolateral yang tidak melekat
4. N2 : Teraba pembesaran kelenjar axila homolateral yang melekat satu sama lain atau melekat pada jaringan sekitarnya
5. N3 : Terdapat kelenjar mamaria interna homolateral
Metastas jauh (M) :
1. Mx : Metastase jauh tidak dapat ditentukan
2. M0 : Tidak ada metastase jauh
3. M1 : Terdapat metastase jauh, termasuk kelenjar subklavikula
Kanker payudara mempunyai 4 stadium, yaitu:
Stadium I, Tumor yang berdiameter kurang 2 cm tanpa keterlibatan limfonodus (LN) dan tanpa penyebaran jauh. Tumor terbatas pada payudara dan tidak terfiksasi pada kulit dan otot pektoralis.
Stadium IIa, Tumor yang berdiameter kurang 2 cm dengan keterlibatan limfonodus (LN) dan tanpa penyebaran jauh atau tumor yang berdiameter kurang 5 cm tanpa keterlibatan limfonodus (LN) dan tanpa penyebaran jauh.
Stadium IIb, Tumor yang berdiameter kurang 5 cm dengan keterlibatan limfonodus (LN) dan tanpa penyebaran jauh atau tumor yang berdiameter lebih 5 cm tanpa keterlibatan limfonodus (LN) dan tanpa penyebaran jauh.
Stadium IIIa, Tumor yang berdiameter lebih 5 cm dengan keterlibatan limfonodus (LN) tanpa penyebaran jauh.
Stadium IIIb, Tumor yang berdiameter lebih 5 cm dengan keterlibatan limfonodus (LN) dan terdapat penyebaran jauh berupa metastasis ke supraklavikula dengan keterlibatan limfonodus (LN) supraklavikula atau metastasis ke infraklavikula atau menginfiltrasi / menyebar ke kulit atau dinding toraks atau tumor dengan edema pada tangan. Tumor telah menyebar ke dinding dada atau menyebabkan pembengkakan bisa juga luka bernanah di payudara. Didiagnosis sebagai Inflamatory Breast Cancer. Bisa sudah atau bisa juga belum menyebar ke pembuluh getah bening di ketiak dan lengan atas, tapi tidak menyebar ke bagian lain dari organ tubuh
Stadium IIIc, Ukuran tumor bisa berapa saja dan terdapat metastasis kelenjar limfe infraklavikular ipsilateral, atau bukti klinis menunjukkan terdapat metastasis kelenjar limfe mammaria interna dan metastase kelenjar limfe aksilar, atau metastasis kelenjar limfe supraklavikular ipsilateral
Stadium IV, Tumor yang mengalami metastasis jauh, yaitu : tulang, paru-paru, liver atau tulang rusuk.
PEEMERIKSAAN PENUNJANG CA MAMMAE
Pemeriksaan labortorium meliputi: Morfologi sel darah, LED, Test fal marker (CEA) dalam serum/plasma, Pemeriksaan sitologis
Test diagnostik lain:
- Non invasive: Mamografi, Ro thorak, USG, MRI, PET
- Invasif : Biopsi, Aspirasi biopsy (FNAB), True cut / Care biopsy, Incisi biopsy, Eksisi biopsy
Pemeriksaan penunjang dapat dilakukan dengan :
- Pemeriksaan payudara sendiri
- Pemeriksaan payudara secara klinis
- Pemeriksaan manografi
- Biopsi aspirasi
- True cut
- Biopsi terbuka
- USG Payudara, pemeriksaan darah lengkap, X-ray dada, therapy medis, pembedahan, terapi radiasi dan kemoterapi.
KOMPLIKASI CA MAMMAE
Metastase ke jaringan sekitar melalui saluran limfe (limfogen) ke paru,pleura, tulang dan hati. Selain itu Komplikasi Ca Mammae yaitu:
- Metastase ke jaringan sekitar melalui saluran limfe dan pembuluh darahkapiler ( penyebaran limfogen dan hematogen0, penyebarab hematogen dan limfogen dapat mengenai hati, paru, tulang, sum-sum tulang ,otak ,syaraf.
- Gangguan neuro varkuler
- Faktor patologi
- Fibrosis payudara
- Kematian
PENATALAKSANAAN CA MAMMAE
Pembedahan
- Mastectomy radikal yang dimodifikasi, Pengangkatan payudara sepanjang nodu limfe axila sampai otot pectoralis mayor. Lapisan otot pectoralis mayor tidak diangkat namun otot pectoralis minor bisa jadi diangkat atau tidak diangkat.
- Mastectomy total, Semua jaringan payudara termasuk puting dan areola dan lapisan otot pectoralis mayor diangkat. Nodus axila tidak disayat dan lapisan otot dinding dada tidak diangkat.
- Lumpectomy/tumor, Pengangkatan tumor dimana lapisan mayor dri payudara tidak turut diangkat. Exsisi dilakukan dengan sedikitnya 3 cm jaringan payudara normal yang berada di sekitar tumor tersebut.
- Wide excision/mastektomy parsial., Exisisi tumor dengan 12 tepi dari jaringan payudara normal.
- Ouadranectomy, Pengangkatan dan payudara dengan kulit yang ada dan lapisan otot pectoralis mayor.
Radiotherapy
Biasanya merupakan kombinasi dari terapi lainnya tapi tidak jarang pula merupakan therapi tunggal. Adapun efek samping: kerusakan kulit di sekitarnya, kelelahan, nyeri karena inflamasi pada nervus atau otot pectoralis, radang tenggorokan.
Chemotherapy
Pemberian obat-obatan anti kanker yang sudah menyebar dalam aliran darah. Efek samping: lelah, mual, muntah, hilang nafsu makan, kerontokan membuat, mudah terserang penyakit.
Manipulasi hormonal
Biasanya dengan obat golongan tamoxifen untuk kanker yang sudah bermetastase. Dapat juga dengan dilakukan bilateral oophorectomy. Dapat juga digabung dengan therapi endokrin lainnya.
ASKEP CA MAMMAE APLIKASI NANDA NIC NOC
Untuk selanjutnya langsung saja saya paparkan bagaimana konsep Asuhan Keperawatan Ca Mammae Menggunakan Aplikasi Nanda NIC NOC yang saya dapat dari literature-literatur.
Didalam pengkajian keperawatan askep ca mammae ini saya hanya mengambil data fokus pengkajian dari pasien. Disini saya hanya mengambil data subjektif dan data objektif yang sering ditemukan pada pasien angina atau serangan jantung ini.
DATA FOKUS PENGKAJIAN ASKEP
Data Subjektif:
Pasien biasanya mengeluh ada benjolan di payudara baik terasa nyeri atau tidak.
Data Objektif:
Biasanya pada pemeriksaan sadari atau lebih lanjut ditemukan sel yang abnormal di dalam payudara
PEMERIKSAAN PENUNJANG YANG DAPAT DI LAKUKAN UNTUK MENUNJANG DIAGNOSA CA MAMMAE
Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan pada pasien dengan ca mammae adalah sebagai berikut:
- Pemeriksaan labortorium meliputi: Morfologi sel darah, LED, Test fal marker (CEA) dalam serum/plasma, Pemeriksaan sitologis
- Test diagnostik lain seperti Mamografi, Ro thorak, USG, MRI, PET, Biopsi, Aspirasi biopsy (FNAB), True cut / Care biopsy, Incisi biopsy, Eksisi biopsy
DIAGNOSA KEPERAWATAN YANG MUNGKIN DAPAT MUNCUL PADA PASIEN CA MAMMAE
- Nyeri akut berhubungan dengan agen injuri fisik
- Ansietas berhubungan dengan perubahan status kesehatan
- Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurang pemajanan informasi
INTERVENSI KEPERAWATAN PADA PASIEN CA MAMMAE
Nyeri akut berhubungan dengan agen injuri fisik
Tujuan dan kriteria hasil (NOC)
Setelah diberikan perawatan pasien akan:
Memperlihatkan pengendaian nyeri, yang dibuktikan oleh indicator sebagai berikut:
1 tidak pernah
2 jarang
3 kadang-kadang
4 sering
5 selalu
Indicator
|
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
Mengenali awitan nyeri
| |||||
Menggunakan tindakan pencegahan
| |||||
Melaporkan nyeri dapat dikendaikan
|
Menunjukan tingkat nyeri, yang dibuktikan oleh indicator sebagai berikut:
1 sangat berat
2 berat
3 sedang
4 ringan
5 tidak ada
Indicator
|
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
Ekspresi nyeri pada wajah
| |||||
Gelisah atau ketegangan otot
| |||||
Durasi episode nyeri
| |||||
Merintih dan menangis
| |||||
gelisah
|
- memperlihatkan teknik relaksasi secara individual yang efektif untuk mencapai kenyamanan
- mempertahankan nyeri pada ….atau kurang (dengan skala 0-10)
- melaporkan kesejahteraan fisik dan psikologis
- mengenali factor penyebab dan menggunakan tindakan untuk memodifikasi factor tersebut
- melaporkan nyeri kepada pelayan kesehatan
- melaporkan pola tidur yang baik
Intervensi keperawatan (NIC)
Pengkajian
- Gunakan laporan dari pasien sendiri sebagai pilihan pertama untuk mengumpulkan informasi pengkajian
- Minta pasien untuk menilai nyeri dengan skala 0-10.
- Gunakan bagan alir nyeri untuk mementau peredaan nyeri oleh analgesic dan kemungkinan efek sampingnya
- Kaji dampak agama, budaya dan kepercayaan, dan lingkungan terhadap nyeri dan respon pasien
- Dalam mengkaji nyeri pasien, gunakan kata-kata yang sesuai usia dan tingkat perkembangan pasien
Manajemen nyeri:
- Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif meliputi lokasi, karakteristik, awitan dan durasi, frekuensi, kualitas, intensitas atau keparahan nyeri dan factor presipitasinya
- Observasi isyarat nonverbal ketidaknyamanan, khususnya pada mereka yang tidak mampu berkomunikasi efektif
Penyuluhan untuk pasien/keluarga
- Sertakan dalam instruksi pemulangan pasien obat khusus yang harus diminum, frekuensi, frekuensi pemberian, kemungkinan efek samping, kemungkinan interaksi obat, kewaspadaan khusus saat mengkonsumsi obat tersebut dan nama orang yang harus dihubungi bila mengalami nyeri membandel.
- Instruksikan pasien untuk menginformasikan pada perawat jika peredaan nyeri tidak dapat dicapai
- Informasikan kepada pasien tentang prosedur yang dapat meningkatkan nyeri dan tawarkan strategi koping yang ditawarkan
- Perbaiki kesalahan persepsi tentang analgesic narkotik atau oploid (resiko ketergantungan atau overdosis)
Manajemen nyeri:
- Berikan informasi tentang nyeri, seperti penyebab nyeri, berapa lama akan berlangsung, dan antisipasi ketidaknyamanan akibat prosedur
- Ajarkan penggunaan teknik nonfarmakologi (relaksasi, distraksi, terapi)
Aktivitas kolaboratif
- Kelola nyeri pasca bedah awal dengan pemberian opiate yang terjadwal (missal, setiap 4 jam selama 36 jam) atau PCA
Manajemen nyeri:
- Gunakan tindakan pengendalian nyeri sebelum nyeri menjadi lebih berat
- Laporkan kepada dokter jika tindakan tidak berhasil atau jika keluhan saat ini merupakan perubahan yang bermakna dari pengalaman nyeri pasien dimasa lalu
Perawatan dirumah
- Intervensi di atas dapat disesuaikan untuk perawatan dirumah
- Ajarkan klien dan keluarga untuk memanfaatkan teknologi yang diperlukan dalam pemberian obat
Ansietas berhubungan dengan perubahan status kesehatan
Tujuan dan kriteria hasil (NOC)
Setelah diberikan perawatan klien akan menunjukkan:
Ansietas berkurang, dibuktikan oleh tingkat ansietas hanya ringan sampai sedang dan selau menunjukkan pengendalian diri terhadap ansietas, diri, koping.
Menunjukkan pengendalian diri terhadap ansietas; yang dibuktikan oleh indicator sibagai berikut:
1 tidak pernah
2 jarang
3 kadang-kadang
4 sering
5 selalu
Indicator
|
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
Merencanakan strategi koping untuk situasi penuh tekanan
| |||||
Mempertahankan performa peran
| |||||
Memantau distorsi persepsi
| |||||
Memantau manifestasi perilaku ansietas
| |||||
Menggunakan teknik relaksasi untuk meredakan ansietas
|
Intervensi Keperawatan NIC
Pengkajian
- kaji dan dokumentasikan tingkat kecemasan pasien, termasuk reaksi fisik setiap……..
- kaji untuk factor budaya yang menjadi penyebab ansietas
- gali bersama pasien tenteng tehnik yang berhasil dan tidak berhasil menurunkan ansietas dimasa lalu
- reduksi ansietas (NIC); menentukan kemampuan pengambilan keputusan pasien
Penyuluhan untuk pasien dan keluarga
- buat rencana penyuluhan dengan tujuan ang realistis, termasuk kebutuhan untuk pengulangan, dukungan dan pujian terhadap tugas-tugas yang telah dipelajari
- berikan informasi mengenai sumber komunitas yang tersedia, seperti teman, tetangga, kelompok swabantu, tempat ibadah, lembaga sukarelawan dan pusat rekreasi
- informasikan tentang gejala ansietas
- ajarkan anggota keluarga bagaimana membedakan antara serangan panic dan gejala penyakit fisik
penurunan ansietas (NIC);
- sediakan informasi factual menyangkut diagnosis, terapi dan prognosis
- instruksikan pasien tentang penggunaan teknik relaksasi
- jelaskan semua prosedur, termasuk sensasi yang biasanya dialami selama prosedur
Aktivitas kolaboratif
- penurunan ansietas (NIC); berikan obat untuk menurunkan ansietas jika perlu
Aktivitas lain
- pada saat ansietas berat, dampingi pasien, bicara dengan tenang, dan berikan ketenangan serta rasa nyaman
- beri dorngan kepada pasien untuk mengungkapkan secara verbal pikiran dan perasaan untuk mengeksternalisasikan ansietas
- bantu pasien untuk memfokuskan pada situasi saat ini, sebagai cara untuk mengidentifikasi mekanisme koping yang dibutuhkan untuk mengurangi ansietas
- sediakan pengalihan melaui televise, radio, permainan serta terapi okupasi untuk menurunkan ansietas dan memperluas fokus
- coba teknik seperti imajinasi bombing dan relaksasi progresif
- dorong pasien untuk mengekspresikan kemarahan dan iritasi, serta izinkan pasien untuk menangis
- yakinkan kembali pasien melalui sentuhan, dan sikap empatik secara verbal dan nonverbal secara bergantian
- sediakan lingkungan yang tenang dan batasi kontak dengan orang lain
- sarankan terapi alternative untuk mengurangi ansietas yang dapat diterima oleh pasien
- singkirkan sumber-sumber ansietas jika memungkinkan
penurunan ansietas (NIC);
- gunakan pendekatan yang tenang dan meyakinkan
- nyatakan dengan jelas tentang harapan terhadap perilaku pasien
- damping pasien untuk meningkatkan keamanan dan mengurangi rasa takut
- berikan pijatan punggung, pijatan leher jika perlu
- jaga peralatan perawatan jauh dari pandangan
- bantu pasien untuk mengidentifikasi situasi yang mencetuskan ansietas
Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurang pemajanan informasi
Tujuan dan kriteria Hasil (NOC)
Contoh diagnosis defisiensi pengetahuan diet.
Memperlihatkan pengetahuan:diet; yang dibuktikan oleh indicator sebagai sebagai berikut:
1 tidak ada
2 terbatas
3 cukup
4 banyak
5 luas
Indicator
|
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
Deskripsi diet
| |||||
Deskripsi rasiona untuk diet
| |||||
Deskripsi bahan makanan yang dianjurkan dalam diet
| |||||
Deskripsi strategi untuk mengubah kebiasaan diet
| |||||
Deskripsi aktivitas pemantauan diri
|
Intervensi Keperawatan (NIC)
Catatan:
Karena defisiensi pengetahuan merupakan diagnosis yang luas, disini hanya akan dijelaskan secara secara umum. Lihat manual NIC untuk aktifitas keperawatan untuk intervensi tertentu.
Pengkajian
- periksa keakuratan umpan balik untuk memastikan bahwa pasien memahami program terapi dan informasi lainnya yang relevan
Penyuluhan individual (NIC):
- tentukan kebutuhan belajar pasien
- lakukan penilaian pasien terhadap materi
- tentukan tingkat kemampuan pasien untuk mempelajari informasi khusus
- tentukan motivasi pasien untuk mempelajari informasi tertentu
- kaji gaya belajar pasien
Penyuluhan untuk pasien/keluarga
- berikan penyuluhan sesuai tingkat pemahaman pasien. Ulangi informasi jika perlu
- gunakan pendekatan berbagai cara, redemonstrasi dan berikan umpan balik verbal dan tulisan
Penyuluhan individu (NIC):
- BHSP
- Bangun kredibilitas sebagai guru, jika perlu
- Terapkan tujuan pembelajaran bersama yang realistis dengan pasien
- Ciptakan lingkungan yang kondusif untuk belajar
- Pilih metode dan strategi penyuluhan yang sesuai
- Pilih materi pengajaran yang sesuai
- Beri penguatan terhadap perilaku yang sesuai
- Anjurkan pasien untuk bertanya dan diskusi
- Dokumentasikan penyuluhan
- Ikutsertakan keluarga atau orang terdekat, jika perlu
Aktivitas kolaboratif
- beri informasi tentang sumber-sumber komunitas yang dapat menolong pasien dalam mempertahankan program terapi
- buat rencana pengajaran multidisipliner yang terkoordinasi, sebutkan perencanaannya
- rencanakan penyesuaian dalam terapi bersama pasien dan dokter untuk memfasilitasi kemampuan pasien mengikuti program terapi
Aktivitas lain
- berinteraksi dengan pasien dengan cara yang tidak menghakimi untuk memfasilitasi pembelajaran
Perawatan dirumah
- penyuluhan penting dilakukan, baik ditataran perawatan dirumah maupun ditatanan rumah sakit. Semua intervensi diatas dapat diadaptasi untuk perawatan dirumah
- cari ruang yang sesuai didalam rumah untuk proses belajar mengajar
- kaji tingkat melek huruf, sesuaikan materi dan strategi yang diberikan
- pertimbangkan penggunaan videoconference atau teleconference dalam program computer
Itulah konsep asuhan keperawatan ca mammae aplikasi nanda nic noc. Mudah-mudahan dapat bermanfaat bagi anda.
Sumber:
Doenges, EM, 2000. Rencana Asuhan Keperawatan. Jakarta: EGC.
https://banyumasperawat.wordpress.com/2009/07/22/form-pengkajian-13-domain-nanda/ di edit oleh admin portalperawat.com.
0 Response to "Askep Ca Mammae Aplikasi Nanda NIC NOC"
Posting Komentar